Home » » BUNDA

BUNDA

Written By Unknown on Kamis, 24 Januari 2013 | 11.35


# Kubuka album biru, Penuh debu dan usang.
            Tanganku sudah mulai menjelajahi album hidupku, album dimasa aku masih bayi, album dimasa aku kecil, album dimasa aku anak SD, dimasa aku SMP, dan dimasa remajaku waktu SMA. Memory-memory manis itu terulang kembali dalam otakku, memory dimana bunda menggendongku dengan kasih sayang, memberikan senyuman terbaiknya, senyuman yang mampu membuat aku menghapus air mataku.

# Kupandangi semua gambar diri, kecil bersih belum ternoda.
            Kubuka album dimasa kecilku, dimasa dimana aku belum merasakan yang namanya kesedihan, masa dimana aku dipenuhi rasa kasih sayang, masa dimana aku tidak tahu dengan yang namanya berontak dan dunia malam, masa dimana aku belum mengenal dosa. Masa-masa yang selalu ingin aku ulang, masa yang selalu ingin aku putar. Aku yang masih polos, aku yang masih lugu dan aku yang masih belum mempunyai dosa. Masa kecil yang selalu aku banggakan.

# Fikirku pun melayang, dahulu penuh kasih. Teringat semua cerita orang tentang riwayatku.
            Kini memory itu telah menari dipikiranku, memory yang ingin mengulang masa lalu yang penuh kasih sayang. Hanya kasih sayang, kasih sayang, dan kasih sayang yang selalu aku banggakan. Kasih sayang yang begitu merimpah ruah dimasa itu, masa yang selalu bikin aku tertawa, tersenyum. Orang-orang selalu bilang masa itubegitu amat menggembirakan, orang-orang yang selalu bilang aku beruntung dimasa itu, beruntung dimasa laluku.

# Kata mereka diriku selalu dimanja, kata mereka diriku selalu ditimang.
            Orang-orang yang selau bilang aku yang begitu amat dimanja oleh bundaku, aku yang tak pernah lepas dari timangannya, timangannya yang selalu membuat aku nyaman, nyaman berada disisinya. Aku yang selalu dipenuhi keinginanku, aku yang selalu ingin berdua bersama bundaku, berdua didunia yang begitu menyakitkan ini, di dunia yang penuh dengan kesengsaraan ini, di dunia yang penuh canda tawa ini, yang penuh dengan senyuman kebahagiaan, semuanya ingin aku lakukan berdua hanya dengan bundaku.

# Nada-nada yang indah selalu terurai darinya, Tangisku nakal dari bibirku takkan jadi deritanya.
            Diwaktu kecil dahulu, selalu ada suara merduyang m,enemani tidurku, suara yang begitu lembut, suara yang begitu menyejukkan hatiku, suara yang selalu menjadi nomor satu dihatiku, suara seorang wanita satu-satunya yang meluluhkan hatiku, suara merdu bundaku, bunda tercintaku, dia yang selalu menyanyi untukku, menyanyi untuk duniaku.
            Tangisan disaat aku jatuh dari sepeda, tangisan disaat aku berantem sama temenku, tangisan yang akhir-akhir ini selalu aku lakukan, tangisan saat cinta menyakitiku, tangisan-tangisan itu tak pernah membuat bunda mengeluh, tangisan itu tak pernah jadi deritanya, diwaktu tangisan itu ada bunda senantiasa mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata yang jatuh dari anak tercintanya yaitu aku.

# Tangan halus dan suci telah mengangkat tubuh ini, jiwa raga dan seluruh hidup telah ia berikan.
            Disaat aku lagi terpuruk, disaat aku merasa sendiri di dunia ini, aku ingat bunda selalu memberikan tangannya yang begitu halus dan putih untuk mengangkat tubuhku untuk mengembalikan semangatku. Dan hal itu selalu membuat aku tersenyum kembali. Bunda yang selalu memberikan separuh waktunya untukku, bunda yang selau bekerja keras untukku, bunda yang sebagian hidupnya dilalui bersamaku anak kesayangannya, sebab aku adalah anak satu-satunya. Jiwa, raga, dan hidup bunda selalu bersamaku, meski aku tahu itu menyakitkan tapi bunda selalu tersenyum akan hal itu.

# Oh bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada dihatiku.
            Dan sekarangaku berada dikamar yang serba putih dan penuh dengan aroma obat-obatan, tempat dimana bunda berbaring akhir-akhir ini. Sudah tiga minggu bunda tak sadarkan diri, bunda yang selama ini menyembunyikan padaku penyakit yang dengan kapan saja bisa mengambil nyawanya. Penyakit sialan itu ternyata hinggap ditubuh bunda, yang telah menggerogoti bunda sekitar dua tahun yang lalu. Penyakit kanker otak yang selama ini aku takuti ternyata menyerang orang yang paling aku sayang, menyerang orang yang begitu berarti dalam hidupku. Aku hanya bisa menunggu dan berdoa bunda tersadar dalam alam tidurnya selama tiga minggu. Aku hanaya menunggu keajaiban itu datang, keajaiban yang bisa membuat bundaku sehat kembali dan kembali menatap dunia dengan diriku. Tuhan, berikanlah keajaibanmu kepada bundaku, hanya itu yang aku minta. Tiap hari yang biasa aku katakan pada-Nya, pada-Nya yang telah menciptakan aku dan bunda.
            Seandainya hal terindah itu datang, hal terindah dimana bunda kembali sehat seperti dahulu, aku janji aku akan membahagiakan bundaku, aku akan melakukan apa yang dia inginkan. Tapi seandainya hal terburuk itu juga datang, hal yang tak pernah aku ingikan, hal dimana bunda meninggalkanku untuk selamanya, aku rela karna mungkin itu yang terbaik untuk bunda, mungkin dengan bunda meninggalkanku untuk selamanya membuat bunda tak pernah merasakan yang namanya sakit.
            Ku pegang erat tangan bundaku yang begitu kaku, “bun, aku tahu Tuhan akan memilih hal yang terbaik untuk bunda, aku hanya bisa menerima kenyataannya bun, walaupun kenyataan itu pahit, asal bunda tahu dihatiku hanya ada bunda, dan meski saat ini atau nanti bunda tak lagi menemaniku, bunda tak lagi bersamaku, bunda pergi meninggalkanku, dihatiku akan selalu ada bunda, akan selalu terukir nama bund, karna hanya bunda yang membuat aku tenang.” Lirihku dan saat itu pula aku mencium lembut kening bundaku. Terlihat disamping kiri aku, monitor itu gambar garis, gambar yang menunjukkan bahwa bundaku sudah pergi dari dunia ini, bahwa bundaku sudah memilih jalan terbaik untuknya, meski aku sedih dan sekarang air mataku mengalir, tapi aku ikhlas karna itu yang terbaik untuk bunda. Bunda pergi bersamaan dengan redupnya pelangi. Bunda, aku selalu sayang bunda.

Mutiara itu putih tak terhingga,
Air mata itu bening sebening air.
Dua hal itu mengisyaratkan berharganya seorang wanita dihidup kita.
Hembusan lembut angin,
Hangatnya sebuah selimut.
Semua itu mengisyaratkan sifat wanita dalam hidup kita.
Wanita yang selalu mewarnai hati kita,
Wanita yang selalu mengisi air mata kita.
Dia adalah malaikat dihidup kita,
dihidup yang tak pernah kita mengerti alurnya,

Diposkan: Miahul Jannah

0 komentar:

Posting Komentar


 
Support : AdMi Story | Afrizzal Weblog | Your Link
Copyright © 2013. AdMi's Story - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by AdMi's Story
Proudly powered by Blogger